Tuesday, August 23, 2011

Apakah Definisi Dari Kata "Pemenang" Menurut Anda?

Jika anda adalah seorang penggemar sepakbola, maka anda akan sangat familiar dengan kata menang dan kalah. Dalam sebuah pertandingan sepakbola, jika ada pihak yang menang, sudahlah pasti ada pihak yang kalah. Akan sangat tidak mungkin kalau dalam sebuah pertandingan semua pihak menang, atau semua pihak kalah. Untuk bisa menang, maka kita harus mengalahkan.
Dari pertandingan sepakbola kita bisa belajar arti dari sebuah kompetisi. Jika kita masuk dan ikut dalam sebuah kompetisi, maka kalah adalah sebuah resiko yang wajib dan harus ada.

Apakah kita seorang pemenang?
Setiap manusia adalah seorang pemenang? benarkah demikian? Ingatkah, bahwa seorang janin itu adalah hasil pembuahan satu sel telur dengan satu sel sperma. Dari ribuan sel sperma dari sang ayah, hanya satu sel saja yang dibutuhkan untuk bisa membuahi satu sel telur. Hanya satu saja yang membuahi sel telur, dan yang lainnya akan mati. Jadi kitalah pemenang yang berhasil dilahirkan di dunia ini.

Apakah kita harus selalu menang?
Kita bukanlah seorang dewa dan bukanlah seseorang yang diciptakan dengan semua kesempurnaan, jadi janganlah takut untuk kalah. Kita tidak diciptakan untuk menjadi seorang pemenang, tapi diciptakan untuk selalu BERUSAHA menjadi pemenang. Dalam proses usaha tersebut, kalah adalah sebuah resiko yang harus selalu ada.

Jika kita memang harus kalah, kalahlah dengan cara yang paling baik, paling jantan, dan kalau bisa, buatlah kekalahan menjadi sebuah kebanggaan. Maksudnya adalah bukan bangga atas kekalahan, tapi banggalah karena bisa menyikapi sebuah kegagalan dengan cara yang paling baik. Mari kita berkaca dari kompetisi tim-tim sepakbola liga inggris yang ketika mereka kalah dalam sebuah pertandingan, maka mereka tidak segan-segan untuk memuji kemampuan musuhnya. Saya paling suka dengan quote dari salah seorang pelatih, yaitu, "kami bermain dengan baik, tapi musuh kami bermain dengan lebih baik". Sebuah kata yang sangat gentle, pengakuan terhadap sebuah kekalahan tanpa merendahkan diri sendiri.

Jika kekalahan memang harus kita alami, maka belajarlah bagaimana menyikapi sebuah kekalahan.
"Karena seorang pemenang itu adalah seseorang yang paling tau bagaimana menyikapi sebuah kekalahan."
Original by agilnotmild.

Selengkapnya

Thursday, August 18, 2011

Ceramah Ramadhan: Jadilah Muslim yang Berbahagia

Kebahagiaan tentu menjadi dambaan setiap orang, tak terkecuali umat muslim. Namun tak semua orang tahu apa yang membuat mereka bahagia, apalagi mencapai kebahagiaan tersebut. Setiap orang punya suatu hal tersendiri yang dapat membuatnya bahagia. Bisa berupa hal-hal duniawi seperti harta, kekayaan, koleksi barang-barang unik, dan sebagainya. Ada juga yang sifatnya lebih spiritual, seperti menjalankan ibadah dengan nyaman atau bisa membantu banyak orang.

Menurut pakar Psikologi positif, Martin Seligman, unsur-unsur kebahagiaan secara positif terdapat dalam akronim yang ia sebut PERMA (Pleasure, Engagement, Relationship, Meaning, Accomplishment).

PERMA

Pleasure (kesenangan) mewakili kebutuhan duniawi, makanan yang enak, mandi air hangat, ruangan sejuk, pemandangan indah, serta hal-hal duniawi lain yang sifatnya menyenangkan.

Engagement (pertempuran) mewakili sifat manusia yang senang akan tantangan. Kegiatan-kegiatan ekstrem sepertibungee jumping, rafting, panjat tebing, dan semacamnya, juga memiliki peminat tersendiri. Menaklukkan tantangan, mengalahkan rasa takut, dan memacu adrenalin, punya tempat tersendiri bagi para manusia berjiwa petualang.

Relationship (hubungan), pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Hubungan ini tak melulu antara suami dan istri, bisa juga hubungan antar anggota keluarga, juga tetangga. Menurut Martin, kesuksesan dalam membina hubungan berpengaruh besar terhadap tingkat kebahagiaan seseorang.

Meaning (arti kehidupan), orang yang menemukan arti kehidupan bisa lebih memaknai hidup. Bisa juga karena ia sudah tidak begitu berhasrat pada hal-hal yang bersifat duniawi.

Accomplishment (pencapaian). Pencapaian seseorang terhadap sesuatu juga secara tidak langsung membuat kehidupan seseorang lebih bermakna. Maka, jadilah muslim yang berbahagia.

Kaitannya dengan ibadah shaum Ramadhan

Menurut Psikolog lain, Carl Rogers (1902-1987), kebahagiaan terletak pada kesadaran dalam hidup. Agar hidup secara penuh, maka seseorang harus sadar dengan pengalaman hidupnya dan menghidupkan pengalamannya tersebut.

Hal ini, erat kaitannya dengan ibadah shaum yang saat ini sedang dijalankan oleh umat muslim. Muslim yang sadar, akan selalu dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian, tak terkecuali shaum. Puasa tak sekedar menahan lapar, dahaga, dan syahwat. Tetapi juga peperangan terhadap hawa nafsu.

Berpuasa juga berarti mengenakan pakaian ketiadaan. Tiada makan, tiada minum, dan sebagainya. Orang yang berpuasa diharuskan bersikap ‘Tidak’ pada isi pokok dunia yang berposisi ‘Ya’. Seperti mengendalikan sesuatu yang pada hari-hari lain cenderung untuk dilampiaskan.

Menanggalkan dan meninggalkan bisa dianalogikan seperti perjalanan padi dan beras hingga menjadi nasi. Tapi para pemakan nasi belum tentu mau makan beras atau padi. Pemakan nasi memproses bahan dan substansi yang sama menjadi atau menuju sesuatu yang baru.

Begitupun dengan para pengabdi Allah. Mereka tidak anti-dunia pun anti-materi. Tetapi bukan berarti menjadikan benda sebagai sesembahannya, melainkan mentransformasikannya melalui amal shalih serta meruhanikannya sehingga bermakna akhirat.

Dengan demikian, kita akan bersyukur bahwa kehadiran-Nya adalah kenikmatan dan puncak kebahagiaan, hingga mampu meniadakan segala kenikmatan yang ada.

*ceramah tarawih Dr. Ir. Agung Harsoyo MSc M.eng


Selengkapnya

Saturday, May 21, 2011

Loket Nomor Enam - (bukan cerita sebenarnya, hanya sebuah kiasan)

"Berawal dari" kubuka kulkas di hari itu, yang terlihat hanyalah ruang kosong. tak ada satupun makanan ataupun minuman disana. Kebetulan minggu ini adalah hari libur dan juga tanggal muda, sudah saatnya pergi ke toko sembako dan membeli beberapa kebutuhan pokok disana. Di dekat tempat tinggal saya terdapat sebuah toko sembako yang terbesar di indonesia. Karena sudah sangat terkenal maka, pembelinya pun sangat banyak, sehingga untuk masuk kesana saya harus mengantri untuk mendapatkan sebuah tiket masuk.
Ketika saya datang ke toko tersebut, saya bertemu dengan seseorang berumur paruh baya. Walaupun kami tidak saling mengenal, tapi banyak yang kami bicarakan. Beliau menyarankan saya untuk mengantri di loket nomer enam. Menurutnya loket nomer enam adalah yang terbaik, dijaga oleh orang yang cantik, cekatan dan profesional, sehingga cocok untuk melayani pelanggan berkualitas seperti saya. Tak perlu berpikir banyak, maka saya langsung mengantri di loket nomer enam, padahal di sana banyak sekali loket-loket lain. Walaupun di loket yang katanya spesial ini ngantri sepanjang sembilan puluh meter, tapi tidak ada salahnya saya coba.
Saya sadar saya berada di antrian terakhir yang sangat panjang, sehingga sudah saya siapkan kesabaran ekstra untuk menunggu giliran saya. Setelah waktu berjalan, dan antrian berkurang satu demi satu. Saya melihat sang penjaga loket nomer enam terlihat mulai kelelahan, saya takut pada saat giliran saya dilayani, ternyata dia butuh istirahat dan menutup loketnya, oleh karena itu saya berinisiatif untuk maju ke depan dan bertanya kepada dia.

"Mba, apakah saya masih bisa mendapat giliran?", tanyaku.
"Mas diurutan terakhir ya, wah, sepertinya saya sudah cukup kelelahan dan akan menutup loket ini secepatnya. maaf ya mas." tukasnya.

Oke, mendengar jawaban sang penjaga loket nomer enam, saya langsung melihat loket lain yang masih buka, dan ternyata masih banyak, dan tidak terlalu ngantri panjang. dan saya berfikir, prospek disana pasti akan bagus, dan terlayani dengan sangat baik. Maka saya langsung pindah ke loket sebelah.
Waktu berjalan seperti biasa dan antrian pun semakin pendek. Namun tak disangka sama sekali, disaat saya mengantri di loket lain, loket nomer enam tiba-tiba buka lagi, dan apa yang pertama kali penjaga loket tersebut lakukan adalah memanggil saya secara tidak langsung, supaya mengantri lagi di loketnya.
Saya masih terngiang dengan kata-kata orang paruh baya tadi katakan, sepertinya apa salahnya saya coba antri lagi di loket nomer enam. Sayapun pindah lagi ke loket nomer enam, berharap banyak saya akan dapat terlayani dengan baik. Namun konsekuensinya saya harus antri lagi di urutan paling belakang.
Waktu berjalan seperti biasa, dan antrian pun semakin memendek. Walaupun dia tidak terlihat kelelehan, tapi hati saya mulai meragu, antrian cukup panjang, akankan saya bisa mendapatkan pelayanan dari dia. Saya pun mencoba untuk bertanya lagi.

"Mbak, masih adakah kesempatan buat saya bisa mendapatkan tiket di loket ini?". tanyaku.
"Mas masih diurutan terakhir ya, waduh saya belum bisa pastikan mas, oke nanti saya kabari lagi ya.", jawabnya.

Mendengar jawaban sang penjaga loket nomer enam, saya semakin ragu. Seolah-olah saya ini tidak penting, Seolah-olah saya ini hanya cadangan yang hanya ia layani ketika semuanya berjalan lancar. Tidak ada prioritas sama sekali buat saya. tapi apa daya, loket lainnya sudah tutup, tidak ada lagi loket yang buka, ini adalah loket terakhir yang dibuka karena malam mulai larut. baiklah, kita lihat saja jadinya akan seperti apa. Dan seperti yang sudah saya perkirakan, sang penjaga tiba-tiba menutup loketnya tanpa konfirmasi kepada para pengantri. Sudah saya duga, semua akan menjadi seperti ini. Dengan perasaan marah, eneg dan lain sebagainya saya pulang menuju tempat tinggal saya. Sudahlah, lupakan belanja sembako. toh saya masih bisa cari makanan instan sendiri. belanjanya lain kali saja.

pesan: orang plin-plan tidak akan pernah mendapatkan apapun, selain penyesalan. dan saya adalah orang paling plin-plan nomer satu di dunia.
Selengkapnya